Ancam Industri Telekomunikasi Indonesia, Apa itu Starlink Direct to Cell?

Updated 09 Juli 2024 Dan Internet

Direct to Cell Starlink
Direct to Cell. Gambar: Starlink

Starlink, sebuah layanan internet dari perusahaan SpaceX milik Elon Musk, baru-baru ini meluncurkan layanan Direct to Cell. Teknologi ini memungkinkan akses internet langsung dari satelit Starlink melalui ponsel, tanpa melalui provider telekomunikasi konvensional. Namun, teknologi ini masih menyimpan sejumlah kontroversi di Indonesia.

Apa itu Starlink Direct to Cell?

Direct to Cell adalah teknologi yang memungkinkan ponsel untuk mengakses jaringan internet langsung dari satelit Starlink. Dengan teknologi ini, pengguna dapat melakukan berbagai aktivitas seperti SMS, panggilan telepon, mengakses internet, hingga menghubungkan Internet of Things. Teknologi ini dikembangkan melalui penggunaan modem eNodeB canggih di dalam satelit Starlink yang berperan sebagai menara BTS di ruang angkasa, sehingga tidak memerlukan menara BTS di darat.

Kelebihan Starlink Direct to Cell

Berikut beberapa kelebihan Starlink Direct to Cell dibandingkan dengan provider telekomunikasi konvensional yang ada di Indonesia:

1. Tanpa Menara BTS

Satu kelebihan utama dari Starlink Direct to Cell adalah tidak memerlukan menara Base Transceiver Station (BTS). Hal ini memungkinkan layanan ini dapat diakses tanpa memerlukan lahan di darat untuk membangun menara, yang seringkali ditemui masalah penolakan pembangunan oleh masyarakat.

2. Jaringan Luas

Dengan menggunakan jaringan satelit, Starlink Direct to Cell memiliki jangkauan sinyal yang lebih luas. Hal ini memungkinkan layanan ini dapat diakses di daerah terpencil, termasuk daerah pegunungan dan perairan.

3. Memudahkan Pertolongan Darurat

Jangkauan jaringan yang luas juga memberikan manfaat dalam hal pertolongan darurat. Dengan layanan ini, pertolongan darurat dapat lebih mudah diakses di daerah-daerah terpencil, yang mungkin sulit dijangkau oleh jaringan telekomunikasi konvensional.

Kontroversi Starlink Direct to Cell di Indonesia

Meski memiliki sejumlah kelebihan, kehadiran Starlink Direct to Cell di Indonesia masih dirundung kontroversi. Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) menyatakan kekhawatirannya terkait dampak dari masuknya layanan ini terhadap industri telekomunikasi dalam negeri. Mereka khawatir perusahaan telekomunikasi yang sudah ada akan kalah saing dan berimbas pada jutaan tenaga kerja yang terlibat dalam industri ini.

Marwan O Baasir, Sekjen ATSI, menekankan pentingnya regulasi dari pemerintah terkait masuknya Starlink Direct to Cell. Menurutnya, perusahaan telekomunikasi dalam negeri telah melakukan investasi besar untuk menyediakan akses internet di berbagai daerah di Indonesia. Kehadiran Starlink yang dapat memberikan kemudahan dalam akses internet tanpa infrastruktur yang sama seperti provider lokal, diprediksi dapat mengganggu stabilitas industri telekomunikasi di tanah air.

Published: 07 Juli 2024
Tags:

Related articles